Rabu, 04 Januari 2017

KINERJA AHOK DIMATA LEMBAGA SURVEI: KEMEROSOTAN

Sejumlah Lembaga Survei melaksanakan pengumpulan data tentang persepsi masyarakat DKI Jakarta tentang Kinerja Gubernur Ahok. Hasilnya beragam.Beberapa lembaga survey menilai kinerja Ahok sebagai “buruk”. Suarajakarat.co, melaporkan selama 6 (enam) bulan memimpin DKI Jakarta, Gubernur Ahok tampaknya dinilai kurang memuaskan bagi masyarakat Jakarta. Hal tersebut sebagaimana survey dirilis oleh Litbang Kompas (Kompas 20 Mei 2015). Litbang Kompas melakukan survei terhadap 600 responden (17 tahunkeatas) tersebar di DKI Jakarta. Hasil survey menunjukkan, secara garis besar warga DKI hanya memberikan Ahok nilai 6,54 atas kondisi masyarakat Jakarta selama dipimpin oleh Ahok. Warga DKI hanya memberikan 6,62 atas kinerja Ahok. Ketidakpuasan atas kinerja Ahok paling rendah pada soal keamanan yakni berada di angak 5,68. Selama Ahok memimpin DKI, dirinya dinilai tidak mampu menyelesaikan persoalan “pembegalan”. Bahkan, dinyatakan, 4 (empat) dari 5 (lima) warga DKI menyatakan, dirinya merasa tidak aman tinggal di Jakarta. Selain itu, warga DKI pun merasakan sulitnya mengakses “perumahan murah” di Jakarta. Harga dan pajak rumah yang cenderung terus menaik tidak sebanding dengan dayabeli sebagain besar masyarakat sehingga masyarakat hanya memberikan nilai 5,96 jauh dari penilaian “baik” untuk seorang Gubernur DKI. Dari tingkat perbaikan kinerja Ahok, warga DKI pun menganggap perbaikan ekonomi adalah sesuatu masih jauh dari harapan. Hanya 51, 2 persen masyarakat masih menanggap Ahok bisa memulihkan kondisi perekonomian warga Jakarta. Artinya, jika ada 10 warga DKI hanya separoh dari mereka masih percaya sama Ahok. Buruknya kinerja Ahok juga dapat ditemukan melalui hasil survei dilakukan Lembaga Survei “Periskop Data” pimpinan Muhammad Yusuf Kosim. Survei Periskop Data dilaksanakan pada 1-7 Juni 2015. Survei ini dilakukan secara langsung melalui wawancara tatap muka. Metode digunakan adalah Multistage Random Sampling. Sampel pada survei ini adalah penduduk Indonesia usia 17 tahun atau lebih atau sudah menikah. Pelaksanaan survei dilakukan di seluruh wilayah DKI. Jumlah sampel diambil 500 responden. Adapun margin of error survei 4,4 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Hasil survei menunjukkan, publik "tidak puas" dengan kinerja Ahok dan wakilnya Djarot Saiful Hidayat di bidang "perumahan rakyat", "kemacetan", dan "banjir". Selanjutnya, Kinerja buruk Ahok ini dijadikan alasan bagi penentang Ahok agar rakyat DKI menolak pencalonanan Ahok dalam Pilgub 2017. Penolakan pencalonanan Ahok bukan atas dasar sentimen kesukuan, etnis maupun agama. Salah satu penolakan muncul melalui Petisi, menekankan Ahok wajib ditolak karena : 1. Tidak menunjukkan prestasi signifikan selama menjabat Wagub maupun Gubernur. 2. Berdasarkan Temuan BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) yang menyebutkan indikasi penyahgunaan wewenang dan penyimpangan APBD DKI Jakarta yang dilakukan Ahok. 3. Perampasan hak warga dan masyarakat diantaranya hak mencari nafkah bagi Pedagang kaki lima dan atau hak pengendara kendaraan roda dua yang dilarang melewati beberapa jalan protokol. 4. Pengingkaran janji-janji kampanye contohnya terhadap warga bantaran Kali Ciliwung. Pemimpin yang tidak amanah, kerap ingkar janji, sering membuat kegaduhan, dan melempar tanggung jawab, masalah dan kesalahan adalah satu indikasi menunjukan tidak pantasnya ia sebagai seorang pemimpin. 5. Ahok kerap kali tidak menunjukan etika, moral dan sopan santun dalam berbicara. Hal ini dapat menjadi contoh buruk bagi anak-anak maupun generasi penerus bangsa. 6. Ahok terbukti dan kerap kali melukai hati warga masyarakat terutama hati dan perasaan Ummat Islam Jakarta. Hal ini tentu bisa berakibat buruk terhadap Persatuan Kesatuan dan Ke-Bhineka-an, tidak hanya pada ruang ingkup DKI Jakarta saja namun dapat berimbas kepada NKRI secara luas. Survei Populasi Centre menunjukkan tingkat kepuasan warga DKI Jakarta atas kinerja Ahok mengalami kemerosotan selama Septemer 2016. Sebelumnya, Agustus, tingkat kepuasan kinerja Ahok di posisi 84,7 persen, September menurun menjadi 81,4 persen (detik.News). REPUBLIKA.CO.ID membeberakan beberapa hasil survei lembaga survei tentang Cagub-Cawagub DKI Jakarta. Salah satunya, PolMark Research Centre (PRC). PRC telah melakukan tiga kali survei (Februari, Juli dan Oktober 2016). Hasil survei PRC menunjukkan kemerosotan tingkat kepuasan masyarakat Jakarta terhadap kinerja Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta. Pada survei Juli dari 42,7 persen mantap memilih Ahok mencapai hanya 28,7 persen. Dalam survei Oktober terkait kepuasan kinerja Ahok sebesar 61,8 persen. Angka tersebut menunjukkan kemerosotan 8 (delapan) persen dari tingkat kepuasan sebesar 69,8 persen pada survei Juli lalu. Survei ini dilakukan terhadap 1.190 responden warga Jakarta berhak memilih dengan margin of erros servei kurang lebih 2,9 persen, tingkat kepercayaan 95 persen. Sumber lain menyajikan hasil survei Konsultan Citra Indonesia atau LSI (LSI-Network), Maret 2016. Tingkat kepuasan terhadap Ahok 77,6 persen. Charta Politica menyebut 82,8 persen. Sebulan kemudian, kepuasan terhadap Ahok menurun. Survei Populi Center menyebut hanya 73,7 persen dan Kedai Kopi 68,5 persen. Sementara, pada Mei 2016, hasil survei Media Survei Nasional (Median), Lembaga Survei Konsep Indonesia, dan Lembaga Survei Politik Indonesia (LSPI) menyebut tingkat kepuasan terhadap Ahok kembali terjun bebas. Berdasarkan survei Median, kepuasan publik terhadap Ahok hanya 45,2 persen, Konsepindo 49,4 persen dan LSPI 40,7 persen. Oleh MUCHTAR EFFENDI HARAHAP (NSEAS, Network for South East Asian Studies)

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda