Rabu, 30 November 2016

AHOK DIMATA PUBLIK, PENISTA ISLAM DAN CAGUB TERKALAHKAN

I. PENGANTAR: Selama ini Ahok dimata lembaga negara seperti DPRD, BPK, Kemendagri dan KemenPAN & RB, berkinerja sangat buruk dan rapor merah. Ahok dimata para tokoh nasional: arogan, busuk dan dajal. Lalu, apa Ahok dimata publik? Penista Islam dan Cagub Terkalahkan! Inilah data, fakta dan angka bahwa Ahok Penista Islam dan Cagub Terkalahkan dimata publik. II. AHOK PENISTA ISLAM: Labeling Ahok Penista Islam dimata publik bermula sejak Ahok ngoceh soal ayat Al Maidah 51 di depan publik, Kabupaten Kepulauan Seribu, DKI. Ocehan Ahok ini dilakukan dalam acara resmi dinas Pemprov DKI. Ummat Islam khususnya di DKI kencang protes ngocehan Ahok ini baik di medsos, media massa maupun forum2 publik. Ahok dinilai publik telah menista agama Islam. Tekanan publik pun dilakukan kepada Mabes Polri agar Ahok ditangkap dan dipenjarakan. Issue penolakan Ahok sebagai Gubernur DKI krn dia Kafir selama hampir 2 tahun berubah menjadi issue "Tangkap dan Adili Ahok karena nista Islam". Aksi demo pertama dilakukan di Depan Kantor Sementara Bareskrim Mabes Polri, Gambir, Jakpus. Sebelumnya, aksi demo issue tolak Gubernur Kafir dilakukan di Monas diorganisir HTI dgn jumlah massa aksi sekitar 20 ribu orang. Mereka menolak" memilih Gubernur Kafir, Ahok. Selanjutnya, aksi sekitar 50 ribu ummat Islam di Masjid Istiqlal, diorganisir FPI. Sejumlah tokoh Islam national juga hadir. Kembali bahas aksi di Bareskrim Mabes Polri, tuntutan aksi yakni agar Ahok ditangkap dan diadili. Beberapa tokoh nasional ikut orasi al. Habib Rizieq, dll. Setelah aksi ini, Polri tidak merespon tuntutan ummat Islam tersebut, kemudian lanjut ummat Islam lanjut aksi demo dgn jumlah dahsat: sekitar 2, 3 juta orang. Aksi spektakuler ini ambil tempat sepanjang Jl. Sudirman dan Istana Merdeka. Mereka tetap menuntut Ahok ditangkap dan diadili. Aksi massa sebagian hingga malam hari. Terjadi bentrok massa dan pasukan polisi yg menembakkan gas air mata terhadap kerumunan massa. Ada dua truk polusi terbakar terpisah dari lokasi kerumunan massa aksi. Hinga kini tak diketahui siapa membakar truk polisi tsb. Segera setelah aksi demo bela Islam II ini, Bateskrim Mabes Polri adakan Gelar Perkara Ahok Nista Islam. Hasilnya diputuskan Ahok sebagai Tersangka dan dilarang ke luar negeri. Polri tidak masukkan Ahok ke dalam penjara atau ditahan. Sebagian ummat Islam anti Ahok senang dgn keputusan Polri, tetapi kebanyakan masih menuntut agar Ahok dipenjarakan sebagaimana para Tersangka nista Agama selama ini di Indonesia. Setiap Tersangka penista Agama dipenjarakan. Massa ummat Islam masih belum bisa menerima Ahok tidak dipenjarakan. Issue berikutnya adakah penegakan hukum dan Keadilan. Ummat menilai, Pemerintah tidak adil krn Ahok tidak dipenjarakan sementara penista Agama lainnya dipenjarakan. Ketidakpuasan ummat Islam kemudian mendorong diadakan aksi demo bela Islam 2 Desember (212). Diperkirakan, massa akan hadir lebih sedikit ketimbang aksi 4 Nopember (411). Aksi demo inipun disepakati dgn Polri dari jam 8 pagi hingga 13.00. Itupun dalam bentuk berzikir da. Sholat Jumat. Ada dugaan, berubahnya rencana aksi demo ini akan diikuti dgn dipenjarakannya Ahok oleh Polri. Namun, tetap saja ummat menuntut si Penista Islam ini harus dipenjarakan. Saat tulisan ini dibuat, belum dilaksanakan aksi bela Islam III ini. III. CAGUB TERKALAHKAN Ahok dimata publik dapat dilihat pada berbagai hasil survei opini publik ttg Pilkada DKI. Kualitas Ahok sebagai Cagub DKI ternyata terus menurun setiap bukan dimata publik. Bahkan, pada hasil survei Nopember Ahok sudah Terkalahkan oleh Cagub pesaingnya. Rendahnya ektabilitas Ahok dapat dilihat pada beberapa hasil survei berikut ini. Pertama, Survei LKPI 25 Oktober-3 November 2016 memperlihatkan pasangan Ahok-Djarot didukung 24,6 persen responden. Bahkan Ahok sudah Terkalahkan atau meraih terendah. Sedangkan tertinggi diraih Agus diikuti Anies. Kedua, 18 Nopember LSI konferensi pers hasil survei. Sangat spektakuler angka elektabilitas Ahok setelah jadi Tersangka. LSI punya perkiraan jauh lebih maju, hanya 10-11 persen ! Itu Ahok masih status Tersangka. Kalau Ahok dipenjarakan, berapa lagi angka Elektabilitas Ahok? Data LSI ini menunjukkan, sekitar 30 persen pemilih non Islam tidak pilih Ahok. Ketiga, Lembaga Indikator Politik Indonesia mengumumkan hasil survei Pilgub DKI 2017. Cagub akan dipilih jika dilaksanakan pemilihan saat ini, Agus mendapat angka 22,3 persen, Ahok 19,4 pesen dan Anies Baswedan 17,4 persen. AHOK TERKALAHKAN oleh Agus. Meski elektabilitas Ahok disebut 19,4 namun margin of error 3,6 persen, bisa jadi elektabilitas Ahok hanya sekitar 15 persen. Keempat, Poltracking Indonesia survei 7-17 November 2016, Publik akan memilih Pasangan Agus 19,16 persen, disusul Ahok 15,92 persen dan Anies 14,34 persen. Ahok kembali Terkalahkan oleh Agus. Dukungan Ahok turun signifikan dari 40,77 persen ke 15,92 persen Kelima, Lembaga survei pro Ahok dan selalu membesarkan Ahok, bahkan diduga sudah menjadi Konsultan Politik Ahok. Lembaga survei bahkan mengakui Ahok dikalahkan Agus meski selisihnya sangat sedikit. Sekalipun lembaga ini diketahui pendukung Ahok, sudah tidak berani lagi menyebutkan Ahok unggul dan teratas. Terdapat juga lembaga survei lain menilai Ahok terendah, sedang tertinggi Anies diikuti Agus. Menarik sekali, publik tidak lagi tertipu dgn upaya pencitraan Ahok selama ini melalui media TV nasional dan media cetak. Akhirnya, Tim Studi NSEAS berbasis data kuantitatif dan teoritisasi prilaku pemilih khusus DKI,memperkirakan pada Januari 2017 Tersangka Ahok sudah di 15 persen. Dimata publik Ahok sudah sebagai Terkalahkan. Opini publik ini menjadi kendala berat bagi Ahok untuk memulihkan dirinya dengan elektabilitas tertinggi dibandingkan dua pesaingnya, Agus dan Anies. Bayangkan jika Mabes Polri sungguh2 memenjarakan Ahok, apa Ahok dimata publik. Tentu, kian Terkalahkan. Bisa jadi, elektabikitas Ahok Terpenjara tinggal antara 5-7 persen sesuai jumlah pemilih primordialisme Ahok. Oleh Tim Studi NSEAS, Edisi 30 Nopember.2016.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda