Minggu, 16 Oktober 2016

TANGGAPAN TIM STUDI NSEAS TERHADAP PENILAIAN/KLAIM PENDUKUNG BUTA AHOK

Melalui beberapa medsos dan media online seperti Kompas.com, para pendukung buta Ahok mempromosikan, memberi penilaian atau mengklaim Ahok selaku Gubernur DKI telah berhasil dalam berbagai hal. Tim Studi NSEAS mencoba mengidentifikasi hal-hal yang dipromosikan, dinilai atau diklaim Pendukung Buta Ahok dimaksud, Berikut ini sejumlah penilaian/klaim keberhasilan Ahok dan tanggapan dari Tim STUDI NSEAS pimpinan Muchtar Effendi Harahap (MEH). 1. MRT: Pendukung Buta Ahok menilai Ahok berhasil membangun MRT dan LRT. Selama ini program ini terlambat 24 tahun. Gubernur2 sebelumnya tidak ada yang berani mengeksekusi program ini. Tanggapan NSEAS: MRT (Mass Rapid Transit) itu bukan program Ahok tetapi program Kementerian Perhubungan RI (Pusat). Di era Foke sudah dikerjakan studi kelayakan dan desain-desain teknis. Sesungguhnya program MRT itu program Pusat yang kini diteruskan ke Pemprov DKI. Pusat masih terlibat dalam pelaksanaan konstruksi, bukan semua dikerjakan oleh Pemprov. Persentase jalur MRT Lebak Bulus-Bundaran HI dapat diselesaikan: masih jauh di bawah target (50 %, 2015). Padahal program MRT direncanakan selesai tahun 2017 untuk tahap I (Lebak Bulus-Dukuh Atas) molor dari jadwal. Kalau LRT (Light memang dilaksanakan Pempov DKI dengan operator Jakpro (BUMD). Panjang lintasan LRT: masih tahap sangat awal konstruksi, mustahil tercapai target (103.320.000 orang/tahun, 2017). Program LRT direrencanakan tahun 2016 ini dicanangkan pembangunannya, belum terlaksana. 2. KJP (Kartu Jakarta Pintar): Pendukung Buta Ahok menilai Ahok berhasil menata dengan baik sehingga program tepat sasaran dan tidak ada yang bisa memanfaatkan untuk kepentingan pribadi. Tanggapan NSEAS: Ahok menyatakan KJP nantinya bisa digunakan untuk membeli bahan kebutuhan pokok (sembako). Targetnya paling lambat, sistem tersebut mulai efektif bisa diberlakukan Juli 2016. Buktinya? Nihil ! 3. KJS/BPJS: Pendukung Buta Ahok mengklaim, KJS/BPJS sama seperti KJP (Kartu Jakarta Pintar). Tanggapan NSEAS: BPJS itu program pusat, bukan Ahok. Bahkan peserta BPJS wajib bayar, kalau tidak bayar walaupun tidak membutuhkan jasa BPJS, dianggap berhutang sama BPJS. 4. Bank DKI: Pendukung Buta Ahok menilai Bank DKI maju dibawah Ahok Tanggapan NSEAS: Kalau Bank DKI maju mengapa modalnya ditambah oleh APBD? Meskipun untuk peningkatan modal pelaku usaha BUMD misalnya, tetapi hal itu tetap menunjukkan ketidakmmapuan Bank DKI untuk membiayai sendiri pelaku usaha tersebut. 5. Waduk/Sungai/Kali: Pendukung Buta Ahok mengklaim, Waduk/Sungai/Kali dikeruk dan dibersihkan (termasuk waduk Pluit,) Tanggapan NSEAS: Benar untuk pemberihan Waduk Pluit oleh Pemrove DKI era Jokowi, bukan Ahok. Janji Ahok mau bangun waduk/situ di Selatan, tapi hingga kini masih nol, tidak ada realisasi. 6. Pemasangan Sheet Pile: Pendukung Buta Ahok mengklaim, pemasangan Sheet Pile (dinding turap) disemua sungai/danau/waduk. Tanggapan NSEAS: kalau untuk 13 sungai proyek Kemenpupr (Pusat) di Jakarta, termasuk Kali Ciliwung, bukan proyek Ahok, tapi Pusat kerjakan. Sedangkan untuk bersih-bersih Kali di DKI, bukan proyek Kemenpupr, adalah prakarsa era Foke, bukan Ahok. 7. Jalan Inspeksi Pendukung Buta Ahok mengkalim, Ahok melaksanakan pembangunan jalan inspeksi di sepanjang kali/sungai. Tanggapan NSEAS: Untuk 13 sungai Proyek Pusat dikerjakan oleh Pusat, bukan Ahok. 8. Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP). Pendukung Buta Ahok mengklaim, Ahok berhasil melaksanakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP). Tanggapan NSEAS: Itu diprakarsai era Foke atas kebijakan Pemerintah Pusat, bukan era Ahok. 9. Reformasi Birokrasi: Pendukung Buta Ahok mengklaim, Ahok melaksanakan reformasi birokrasi (RB) di tubuh Pemprov DKI Tanggapan NSEAS: Kalau ada reformasi birokrasi kenapa penyerapan anggaran belanja renda? Padahal Kadis2 dipilih Ahok. 10. Mental PNS Pendukung Buta Ahok mengklaim, Ahok memperbaiki Mental PNS menjadi lebih rajin dan tidak malas2an sewaktu melayani warga. Tanggapan NSEAS: tidak faktual rajin melayani masyarakat, bahkan penyerapan anggaran daerah DKI Jakarta tergolong rendah, yang berarti PNS malas2an urus anggaran. 11. Pembangunan 150 lebih RPTRA: Pendukung Buta Ahok mengkalim, Ahok membangun 150 lebih RPTRA. Tanggapan NSEAS: Itu bohong besar. Selama Ahok berkuasa baru belasan RPTRA selesai, bukan 150 lebih. Untuk RPTRA yang sudah dibangun, Pemprov DKI ternyata tidak membeli tanah sesuai regulasi DKI. Sudah tersedia tanah sebelumnya. Bahkan, bangunan RPTRA dibiayai dengan dana CSR perusahaan developver yang dipertukarkan dengan pemberiaan wewenang reklamasi pantai Utara untuk kepentingan bisnis para developer tersebut. Itupun waktu Ahok mau resmikan RPTRA, rakyat setempat usir Ahok. 12. Rusunawa: Pendukung Buta Ahok mengkalim, Ahok telah membangun Pembangunan 70.000 unit Rusunawa (Rumah Susun Sewa) Tanggapan NSEAS: Itu bohong besar. Baru ribuan, bukan puluhan ribu, unit terbangun. Pada 2014 dan 2015, pembangunan Rusun telah mencapai 6 tower dan 18 blok dengan total volume 2.478 unit. Pada 2016 pembangunan Rusunawa batal karena masalah tanah, yakni di Cengkareng barat, Jakarta Barat, dan Penjaringan, Jakarta Utara. Lahan di Cengkareng Barat diketahui bermasalah dugaan tindak pidana korupsi melibatkan Ahok. pada 2016 ini hanya terealisir 2.359 unit dari rencana 8.094 unit. 13. Pasukan Oranye/Biru/Hijau: Pendukung Buta Ahok mengkalim, Ahok berhasil membentuk pasukan oranye/biru/hijau. Tanggapan NSEAS: benar ada pasukan oranye di Kelurahan. Tapi, apa kerja mereka? Hanya bersih-bersih sampah dan air di jalanan saat hujan yang tak penting karena air itu juga akan mengering. Pasukan ini tidak efektif dan efisien, memotong pohon tumbang saat hujan saja tidak mampu. Sukanya dukuk2 kumpul sambil rokok, minum dan ngobrol-ngobrol 14. Jalan2 di Jakarta: Pendukung Buta Ahok mengkalim, Ahok telah menciptakan jalan2 di Jakarta lebih bersih dibanding jaman Gubernur terdahulu. Tanggapan NSEAS: sejak Gubernur Foke bahkan Sutioso jalan2 sudah biasa bersih. 15. Create E-Budgeting: Pendukung Buta Ahok mengkalim, Ahok telah creat E-Budgenting dan templatenya yang sekarang dipakai oleh semua instansi Pemerintah Pusat dan Daerah. Tanggapan NSEAS: E-Budgeting itu prakarsa Pusat diadop Pemprove DKI. Kalau berhasil, mengapa Ahok takut APBD dikorup sehingga minta tidak cuti saat kampanye Pilkada. 16. Monas: Pendukung Buat Ahok mengklaim, Ahok telah membersihkan Monas tanpa biaya, dirawat dan dikelola lebih professional sekarang. Tanggapan NSEAS: Ahok Ahok justru lakukan gusur paksa orang cari makan dan larang doa bersama bagi umat Islam di Monas. 17. PKL: Pendukung Buta Ahok mengklaim, Ahok telah menata, membina dan membiayai PKL agar lebih bersih, teratur dan tertib. Tangagpan NSEAS: justru Ahok tukang gusur dan mayikan cari makan puluhan ribuan PKL bahkan di komplek2 perumahan, nambah jumlah pengagguran dan kian miskin rakyat DKI. 18. Tanah Abang: Pendukung Buta Ahok mengklaim, Ahok telah merawat dan mempercantik Tanah Abang Kota Tua. Tanggapan NSEAS: Klaim doang. Tanah Abang yang mana ? Rusunawa Pejempongan, Tanah Abang, justru menjadi kumuh dan tidak terawat. 19. Taman CSR: Pendukung Buta Ahok mengklaim, Ahok telah melaksanakan pembangunan Taman-taman CSR sumbangan dari berbagai perusahaan. Tanggapan NSEAS: CSR bukan sukarela tapi sebagai pembayaran atas keputusan Ahok tentang reklamasi untuk pengembang pemberi CSR. CSR sebagai korupsi sandera negara kebijakan reklamasi yang rugikan ribuan KK nelayan. 20. Kalijodo: Pendukung Buta Ahok mengklaim, Ahk telah menertibkan Kalijodo dan akan menjadi taman kota: Tanggapan NSEAS: bukan menertibkan kalijodo tapi sengsarakan ribuan jiwa [enghuni Kalijodo dengan gusur paksa rakyat, tanpa musyawarah dan ganti rugi. Ahok asbun, hingga hari ini tanah gusuran masih kosong, tidak ada kegiatan konstruksi. 21. Gedung Sekolah: Pendukung Buta Ahok mengkalim, Ahok telah membangun dan memperbaharui gedung-gedung sekolah. Tanggapan NSEAS: itu standar biasa saja, era Foke juga ada pembangunan sekolah. Program rehab sekolah belum ada realisasinya (terbentur lelang konsolidasi gagal). Banyak sekolah tahun sebelumnya sudah dikerjakan tidak bisa diselesaikan (mandeg dan terbengkalai). 22. Transjakarta: Pendukung Buta Ahok mengklaim, Transjakarta lebih bersih, tepat waktu dan profesional. Bus-busnya diperbaharui dengan bus2 merek terkenal dan bagus (Scania, Mercedez, dll). Tanggapan NSEAS: Ahok gagal sediakan bus 1000 unit sesuai regulasi, malah dihancurkan 160 unit gagal beli dan buatan cino yang dikorupsi era Jokowi-Ahok. Bahkan, target waktu tunggu 3 menit, mimpi belaja, kkni masih diatas 20 menit. 23. Bus Zombie: Pendukung Buta Ahok mengklaim, bus2 Zombie dari berbagai angkot ditertibkan. Tanggapan NSEAS: Ahok gagal sediakan armada baru sesuai target pembaharuan armada ditetapkan regulasi Perda 2/2012 tentang RPJMD DKI Jakarta. Jumlah peremajaan armada angkutan umum: 1.000 unit (2013), 1.000 (2014), 1.000 (2015), 1.000 (2016), 1.000 (2017) dan total 2017 mencapai 5.000 unit. Peremajaan armada angkutan umum: masih jauh di bawah target (1.000 unit, 2015). Ahok gagal laksanakan peremajaan armada angkutan umum. 24. Jakarta Smart City, Qlue dan Crop: Pendukung Buta Ahok mengklaim, dengan Jakarat Smart City, Qlue dan Crop, warga bisa melihat semua kegiatan Pemprov DKI, menyampaikan keluhan CCTV, dll. Tanggapan NSEAS: kejahatan terus meningkat. CCTV ngak ngaruhi penurunan kejahatan. Bahkan, forum RT/RW menolak, klaim proyek aplikasi Qlue proyek korupsi dan tidak “terdaftar” di Kementerian membidangi Informasi dan Komunikasi. 25. Keluhan Langsung: Pendukung Buta Ahok mengklaim, warga sekarang bisa menyampaikan segala keluhan langsung ke Gubernur, Ahok. Tanggapan NSEAS: Ahok justru suka marah2 dengan rakyat yang ngaduh, bagaikan prilaku Psikopat. 26. Pembangunan 6000 CCTV: Pendukung Buta Ahok mengklaim, Ahok menyediakan 6000 CCTV, Tanggapan NSEAS: itu cuma buat proyek korupsi atau rampok uang negara. Kejahatan di DKI justru terus meningkat. 27. Relokasi Warga: Pendukung Buta Ahok mengklaim, Ahok melaksanakan relokasi warga kurang mampu dari tempat yang tidak layak huni (bantaran kali) ke tempat yang layak huni (Rusunawa) Tanggapan NSEAS: Ahok justru lakukan penggusuran paksa dan langgar HAM. Rusunawa gratis hanya sementara, setelah beberapa bulan rakyat digusur paksa harus bayar. Jika tak sanggup bayar dikeluarkan. Justru tambah beban rakyat tersebut. Semula rumah sendiri tanpa bayar, di Rusunawa menajdi bayar. 28. Pemberian fasilitas Gratis: Pendukung Buta Ahok mengklaim, ada pemberian fasilitas gratis (antar jemput sekolah, puskesmas, dll) ke semua warga Rusunawa. Tanggapan NSEAS: Itu bohong. Hanya 20 persen rakyat yang digusur paksa dapat dipindahkan ke Rusunawa. Itupun mereka banyak keluar dari Rusunawa karena diwajibkan bayar. Mereka tidak mampu bayar. Tatkala mereka sudah tidak lagi di Rusunawa karena bayar, mereka tidak lagi mendapatkan fasilitas gratis dimaksud. 29. PBB dan Pajak: Pendukung Buta Ahok mengklaim, Ahok meniadakan PBB dan memperkecil pajak untuk masyarakat bawah. Tanggapan NSEAS: Bebas PBB itu hanya untuk tanah di kampung2 di bawah 1 miliyar Rp. Kalau di kompleks perumahan dan apartemen, tidak bebas PBB. Sadisnya, Ahok menaikkan PBB sampe 800 persen tanah dan bangunan di komplek perumahan dan apartemen dan juga di kampung. Bebas PBB itu hanya untuk pencitraan, secara kebijakan publik memeras uang rakyat DKI terlebih dahulu. 30. Semanggi Inter Change: Pendukung Buta Ahok mengklaim, Semanggi Inter Change untuk mengurangi kemacetan di daerah Semanggi. Tanggapan NSEAS: Yang terjadi malah kian macet sekarang ini karena satu jalan ditutup dari Jalan Gatot Subroto ke Jalan Sudirman. Untuk level DKI, malah kota termacet se Dunia. 31. Rusun bagi Polri/TNI: Pendukung Buat Ahok mengklaim, Ahok membangun atau membuatkan Rusun bagi anggota Polri/TNI dan keluarganya. Tanggapan NSEAS: Yang membuat Rusun itu Kemenpupr (Pusat), bukan Pemprove DKI. Lagi pula itu kan untuk pejabat negara atau PNS, bukan untuk rakyat jelata. 32. Stadion Baru BMW: Pendukung Buat Ahok membanggakan, telah membangun stadion international baru BMW untuk membantu persepakbolaan Jakarta Tanggapan NSEAS. Bohong besar, tanahnya saja masih sengketa karena pengembang Cino mengklaim tanah BMW tanah mereka. Padahal tanah rakyat. Hingga kini masih sengketa dengan rakyat. Pemberi pendapat ini pasti ngak pernah ke taman BMW. 33. Mengeksekusi Program: Pendukung Buta Ahok mengklaim, Gubernur Ahok berani mengeksekusi program dan bukan sekedar wacana melulu. Tanggapan NSEAS: Kalau gusur rakyat miskin Ahok memang berani dan faktual. Tapi, gusur rumah Cino kaya langgar aturan tata ruang tak berani, atau larang praktek usaha pelacuran hotel Alexi ngak berani. Ahok ganas ke bawah, lunak ke atas. 34. Anggota DPRD dan SKPD DKI: Pendukung Buta Ahok mengklaim, anggota DPRD dan SKPD DKI tidak berani korupsi di zaman Ahok. Tanggapan NSEAS: terbukti sejumlah pejabat Pemprov DKI Jakarta dibawah Ahok tersangka korupsi, termasuk kasus UPS, dll. Bahkan Ahok tersandung 6 (enam) kasus korupsi di DKI hanya 3 (tiga) tahun berkuasa, termasuk kasus UPS, RSSW, Tanah Cengkareng, dan Reklamadi. 35. Pendukung buta Ahok mempromosikan Ahok berprilaku Islami karena membangun sejumlah Masjid di DKI, termasuk Masjid Jendral Sudirman di WTC dan Kantor Pemprov DKI. Tanggapan NSEAS: Ada kesaksian Adhyaksa Dault di medsos. tidak ada peran Ahok dlm pembangunan kedua Masjid itu. Mereka bohong besar !

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda