Senin, 18 Januari 2010

MEMBONGKAR GURITA CIKEAS

MEMBONGKAR GURITA CIKEAS


---------------------------------------------------------------------------------------------------------

Keterangan Redaksi: Forum Aktivis 77/78, 8 Januari di suatu Cafe, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, telah menggelar Diskusi Publik bertajuk 'Membongkar Gurita Cikeas'. Berikut ini adalah Kesimpulan Diskusi Publik domaksud, disusun oleh Sukmadji Indro Tjahyono (Ketua Forum).

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------


1. Beberapa sejarah perubahan sosial di dunia menunjukkan bahwa rezim terakhir yang berkuasa biasanya hanya mungkin bertahan dengan mengandalkan pada kecurangan. Pada kesempatan tersebut legitimasi moral, sosial dan politik-nya semakin menipis, karena rakyat nyaris sudah tidak percaya. Rezim-rezim despotis praktis hanya memiliki citra "baik" di media massa, namun tidak pada opini publik yang sebenarnya.

2. Keadaan semacam itulah yang terjadi pada saat Orde Baru akan jatuh pada 1997. kendati perolehan suara Golongan Karya pada PEMILU mendekati angka 70 persen dan disusul dengan pencalonan kembali Soeharto sebagai presiden, namun tidak lama tuntutan reformasi dan agar Soeharto mundur justru menguat. Kemenangan rezim Soeharto didukung dengan sistem otoriter yang mengendalikan semua lembaga kekuasaan, tidak diakui oleh masyarakat yang terus menekan dengan aksi-aksi massal (people power).

3. Kemenangan rezim Susilo Bambang Yudoyono (SBY) mirip dengan kemenangan yang diperoleh rezim Soeharto yakni dicapai melalui kecurangan. Kecurangan yang dilakukan SBY dan Soeharto juga menghadapi aksi penelanjangan (desclosure action) yang sangat dramatis walau dengan isu berbeda.

4. Soeharto jatuh setelah aksi penculikan para aktivis dibongkar serempak oleh laporan-laporan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang ditulis oleh organisasi pembela HAM dari dalam maupun luar negeri. Gurita bisnis Soeharto juga ditulis oleh ilmuwan asing dalam buku berjudul "The Rise of Capital". Sedangkan rezim Soekarno mengalami hal sama dengan terbitnya "Dokumen Gillsricht". Kejatuhan SBY kemungkinan akan terjadi setelah pengungkapan kasus Bank Century (Century Gate) dan berbagai aksi konspirasi yang dilakukan oleh partai penguasa, yakni kegiatan yang dikutuk oleh arus utama internasional yang menginginkan terwujudnya good governance (pengelolaan yang bersih) dan anti korupsi.

5. Terbitnya buku "Membongkar Gurita Cikeas" yang ditulis oleh George Aditjondro adalah suatu bentuk aksi penelanjangan (desclosure action) yang akan mendelegitimasi rezim SBY dari segi moral, sosial dan politik. Namun begitu kelemahan-kelemahan dan ketidakmampuan internal rezim SBY sebenarnya sudah berlangsung lama dan terlalu banyak daripada yang ditulis oleh
buku itu sendiri. Buku tersebut sebenarnya juga hanya merupakan manifestasi dari tuntutan masyarakat agar rezim SBY segera mundur sebagaimana terbitnya dokumen skandal Water Gate di Amerika Serikat. Kini tinggal ada 2 (dua) pilihan bagi rezim SBY, apakah akan mundur dengan cara-cara konstitusional yg rumit atau dimundurkan melalui proses ekstra-konstitusional?

6.Sukarno "mundur" setelah menandatangani Supersemar. Soeharto telah memilih mundur secara terhomat (lengser keprabon) atas inisiatifnya sendiri. Apakah yang akan ditempuh SBY?. Mungkin hanya rakyat yang akan dapat memperjelas jawaban melalui gerakan-gerakan sosial berikutnya

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda