Kamis, 14 Juni 2018

KECUALI KETENAGAKERJAAN, KINERJA JOKOWI URUS AGAMA HINGGA PARIWISATA, MASIH BURUK DAN GAGAL




Oleh
MUCHTAR EFFENDI HARAHAP
(Ketua Tim Studi NSEAS)

1. Secara umum kondisi kinerja Jokowi urus agama buruk dan ingkar janji dan tidak merealisasikan sejumlah  rencana kegiatan. Hal   itu termasuk rencana kegiatan  akan meningkatkan jumlah penyuluh agama,  dialog tokoh agama dan penyelenggaraan Umroh. Kinerja Jokowi dapat dinilai baik dan berhasil hanya dari indikator pelayanan haji dengan IKJHI terus meningkat mendekati target 2019. Itupun kita masih menunggu dipublikasikan  data dan angka  IKJHI 2018 dan 2019. Tentu, Pemerintah berharap, angka itu  tidak menurun.

2. Ketimpangan sosial tidak ada perubahan berarti. Kondisi kinerja Jokowi buruk dan gagal mencapai target gini rasio dijanjikan Jikowi 0,30 saat kampanye Pilpres 2014  dan 0,36 di dalsm RPJMN 2015-2019. Setelah 3,5 tahun berkuasa,  Jokowi hanya mampu menciptakan gini rasio masih jauh dari target,  sekitar  0,40 rata2. Versi BPS, September 2017, Gini Ratio sebesar 0,391.1

3. Pemerintahan Jokowi-JK, belum menunjukkan prestasi keberhasilan urus pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Pemerintah masih bersifat bagi2 atau pendistribusian Kartu Indonesia Pintar dan Kartu Indonesia Sehat. Tetapi, manfaat atau outcome bagi2 kartu belum  dapat dibuktikan berdasarkan data, fakta dan angka resmi Pemerintah.

4. Tim Studi NSEAS bisa mengakui klaim Pemerintah,  penyerapan tenaga kerja setiap tahun melebihi 2 juta, di atas target. Boleh dinilai, kinerja Jokowi baik dan berhasil capai target. Tetapi, Tim Studi  NSEAS  juga mengakui, penilaian pengamat dan pelaku ketenagakerjaan bahwa di era Jokowi jumlah penggangguran bertambah, dan Jokowi tidak memihak kepentingan kaum pekerja kasar Indonesia. Kebijakan TKA (Tenaga Kerja Asing) sungguh kebijakan untuk  kepentingan negara Cina. Bagaimanapun. disamping ingkar janji, kinerja Jokowi tergolong buruk, belum mampu mendapatkan sikap simpati atau positif dari kebanyakan rakyat Indonesia. Kondisi ini akan terus berlangsung pada tahun 2019.

5.  Jokowi belum bisa menunjukkan prestasi kerja urusan kesehatan dan KB. Kondisi kinerja masih buruk. Masih terdapat gizi buruk anak-anak, belum terbebas dari kematian ibu. Sebagai contoh, masalah  kesehatan di NTT,  masih tingginya angka kematian ibu saat melahirkan dan banyaknya bayi lahir dengan gizi buruk.

6. Pemerintahan Jokowi-JK  tidak memprioritaskan pembangunan pendidikan.  Berdasarkan janji2 kampanye Pilpres 2014, memiliki kondisi kinerja buruk. Boleh dinilai, semua janji lisan dan tertulis bidang pendidikan diingkari. Jokowi gagal memenuhi janji. Masih ada waktu 1,5 tahun lagi. Mari kita tunggu apakah kondisi kinerja Jokowi akan lebih baik atau tetap buruk.

7.   Prestasi olahraga Indonesia selama 3 (tiga) tahun Jokowi berkuasa, kian hari kian tidak membaik. Prestasi kontingen Merah Putih pada setiap penyelenggaraan multyevent regional, Asia dan Dunia seperti SEA Games, Asian Games dan Olympiade makin rapuh dan terpuruk.  Bisa jadi, hal ini karena tidak serius Pemerintah untuk membangun prestasi olahraga itu sendiri. Kondisi kinerja Jokowi urus olahraga buruk. Masih ada event dapat dimanfaatkan Rezim Jokowi utk membuktikan keberhasilan urus olahraga, yakni Asian Games 2018 di Indonesia (Jakarta-Palembang). Harus mampu meraih papan atas atau minimal 5 besar. Jika tidak, semakin terbukti kinerja buruk urus olahraga.

8.  Pembangunan pariwisata  era Jokowi mampu meningkatkan jumlah kedatangan wisatawan asing setiap tahun. Hal ini juga berlaku pada wisatawan nusantara. Tetapi, berdasarkan standar kriteria target ditentukan jumlah kedatangan wisatawan asing, tidak berhasil dicapai. Kondisi kinerja Jokowi buruk. Rezim Jokowi masih punya waktu 1,5 tahun lagi utk kerja keras  memenuhi target2 standar kriteria evaluasi kritis kondisi kinerja Jokowi urus pariwisata.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda