Selasa, 28 Februari 2017

MASALAH KEMACETAN

Pemprov DKI Jakarta Tahun 2013-2017 telah gagal dalam memecahkan masalah kemacatan, bahkan semakin memburuk. Hampir semua ruas jalan arteri mengalami kemacetan. Sebelumnya Jakarta mendapat predikat buruk “Kota Paling Berbahaya”, kini mendapat predikat buruk lain: “Jakarta menjadi Kota paling macet se Dunia”, diikuti Istanbul (Turki), Meksiko (Meksiko), Surabaya (Indonesia), St Petersburg (Rusia), Moskow (Rusia), Roma (Italia) , Bangkok (Thailand), Guadalajara (Meksiko), dan Buenos Aires (Argentina). Menurut indeks Stop-Start Magnatec Castrol, rata2 33.240 kali proses berhenti-jalan per tahun di Jakarta. Sebagaimana telah diungkap scara ringkas di atas, DKI Jakarta di bawah Gubernur Gubernur Ahok (2014-2015) telah gagal memecahkan permasalahan kemacatan, bahkan semakin memburuk. Hampir semua ruas jalan arteri mengalami kemacetan. Menurut indeks Stop-Start Magnatec Castrol, rata2 33.240 kali proses berhenti-jalan per tahun di Jakarta. Indeks ini mengacu pada data navigasi pengguna Tom Tom, mesin GPS, untuk menghitung jumlah berhenti dan jalan dibuat setiap kilometer. Jumlah tersebut lalu dikalikan dengan jarak rata-rata ditempuh setiap tahun di 78 negara. Berikut daftar 10 kota dengan lalu lintas terburuk di dunia: 1. Jakarta (Indonesia) - 33.240. 2. Istanbul (Turki) - 32.520. 3. Kota Meksiko (Meksiko) - 30.840. 4. Surabaya (Indonesia) - 29.880. 5. St Petersburg (Rusia) - 29.040. 6. Moskow (Rusia) -28.680. 7. Roma (Italia) - 28.680. 8. Bangkok (Thailand) - 27.480. 9. Guadalajara (Meksiko) - 24.840. 10. Buenos Aires (Argentina) - 23.760. Biasanya Pemprov DKI mengajukan beragam alasan atau dalih untuk peryanyaan: mengapa terjadi kemacetan terparah se dunia ini?. Beberapa jawaban dimaksud yakni: 1. Kapasitas jalan tidak mencukupi. 2. Terbatasnya kesediaan dan pelayanan umum. 3. Tidak terintegrasinya sistem dan jaringan transportasi multimoda. 4. Ketersediaan dan akses prasarana jalan untuk mendukung pelabuhan dan bandar udara. 5. Kedisiplinan masyarakat dalam berlalu lintas. Khusus alasan terakhir ini, Pemprov DKI mengklaim, kemacetan di Jakarta disebabkan juga oleh rendahnya tingkat kedisiplinan masyarakat dalam berlalu lintas. Ketidakdisiplinan ini dapat dilihat dari cara berkendaraan tidak tertib, tidak mematuhi rambu lalu lintas dan pelanggaran etika pada lampu pengatur lalu lintas.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda