Minggu, 25 September 2016

PROGRAM AHOK lawan DATA, FAKTA DAN ANGKA

Pemprov DKI Era Ahok Ahok di media publik dgn sesumbar nantang para pesaing adu konsep dan program kerja dalam Pilkada DKI 2017. Dia mengesankan para pesaing seperti Agus dan Anies akan kalah soal konsep dan program kerja. Seakan selama ini dia punya konsep dan program. Padahal, program pembangunan DKI merupakan hasil kesepakatan DPRD dan Eksekutif, tertuang pada Perda No.2 Tahun 2012 ttg RPJMD Jakarta. Semua target program terukur, dapat dibuktikan dengan angka kuantitatif. Masalahnya, apakah Ahok berhasil laksanakan program DKI selama dia jadi Gubernur ??? Di lain pihak, "pendukung buta Ahok" (buta data, fakta dan angka) melalui medsos dan media massa klaim Ahok berhasil. Klaim2 pendukung buta Ahok ini sungguh bertentangan dengan data, fakta dan angka dalam realitas obyektif. Inilah beberapa data, fakta dan angka dimaksud. 1. Rencana pembangunan 50.000 unit Rusunawa.Sampai saat ini, baru direalisir 1). Rusun Rawabebek sebanyak 4 blok (400 unit). 2). Rusun Daan Mogot 8 blok (640 unit), dibangun oleh Pengembang Podomoro, bukan Pemprov DKI. 3). Rusunawa Muara Baru 4 blok (400 unit), juga dibangun oleh pengembang Podomoro, bukan Pemprov DKI. Sementara Rusun Marunda, Rusun Kapuk Muara, Rusun Penjaringan kondisinya sangat memprihatinkan hancur, bocor, dan beberap bagian bangunan rusak (sangat tidak layak huni). Program Kampung Deret yg dijanjikan oleh Jokowi tidak jelas kemana. Sementara rencana pembelian lahan utk Rusun di Cengkareng malah bermasalah (lahan sendiri dibeli). 2. Program penambahan ruang terbuka hijau dg melakukan pembelian lahan realisasinya nol. Ada bbrp RPTRA yang sudsh diresmikan ini sebenarnya sudah merupakan lahan terbuka hijau/taman, hanya disulap dijadikan RPTRA. Ini juga dilakukan oleh CSR perusahaan. 3. Program Rehab Sekolah sampai saat ini belum ada realisasinya (terbentur oleh Lelang Konsolidasi yang gagal). Banyak sekolah yang tahun sebelumnya sudah dikerjakan tidak bisa diselesaikan (mandeg dan terbengkalai). 4. Rehab Gedung Olahraga (GOR) Tingkat Kecamatan yang direncanakan dibangun/direhab sebanyak 4 GOR yaitu di Kec. Pademangan, Kec. Cengkareng, Kec. Pancoran, Kec. Matraman) gagal total, sementara bangunan lama sudah dibongkar. 5. Pembangunan Stadion Pengganti Lebak Bulus tidsk jelas nasibnya. 6. Program MRT yang direncanakan selesai tahun 2017 utk tahap 1 (Lebak Bulus - Dukuh Atas), molor dari jadwal. 7. Rencana Pengadaan 1000 bus untuk Trans Jakarta, realisasi baru 100 an. 8. Program LRT (kereta layang ringan), yang direncanakan th 2016 ini dicanangkan pembangunannya, belum terlaksana. 9. Rencana Pembangunan Gedung Badan Diklat Provinsi DKI Jakarta, tidak terealisir. 10. Program pengendalian banjir dengan memperbanyak situ/danau sebagai tangkapan air di wilayah hulu, menguap entah kemana. 11. Target/rencana penerimaan daerah tahun 2015 sebesar 36 Tritilun rp hanya terealisir 70 % atau sekitar 25 Triliun rp. 12. Program pajak restoran "on line" tidak jalan, malah sudah beli softwere (perangkat lunak) sekitar 6 miliyar rp uang rakyat DKI mubajir tidak bisa diaplikasikan. KESIMPULAN: Data, fakta dan angka diatas menunjukka Ahok gagal dan tak mampu melaksanakan program atau rencana kegiatan. Padahal dana APBD Dki 70an triliun rp per tahun. Tantangan Ahok adu konsep dan program terhadap pesaing Agus dan Anies, sesungguhnya untuk menutupi kelemahan diri sendiri. Pesaing Ahok seyogyanya terima tantangan Ahok dengan gunakan data, fakta dan angka kegagalan atau ketidakmampuan Ahok laksanakan program DKI selama dia Gubernur. Bisa jadi, Ahok kemudian cari kambinghitam pihak lain sebagaimana biasa sikapnya menghindari dari kegagalan atau ketidakmampuab diri sendiri. Dia tak layak lanjut jadi Gubernur DKI lagi !!! SILA DISEBARLUASKAN ! 👏 👏 👏 Jakarta, 25 Sep.2016. Tim Studi NSEAS: Muchtar Effendi Harahap (Koord )

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda