Rabu, 29 Juni 2016

PEMPROV DKI GAGAL ATASI KEMEROSOTAN PERTUMBUHAN EKONOMI

Keberhasilan atau kegagalan seorang Gubernur bisa ditentukan atas indikator pertumbuhan ekonomi. Pemprov DKI dibawah Gubernur Ahok terbukti tak mampu dan gagal atasi kemerosotan pertumbuhan ekonomi DKI. Target kecapaian sesuai regulasi dan janji kampanye Pilkada 2012 pertumbuhan 7 % ternyata masih dalam mimpi dan inkar janji. Pertumbuhan ekonomi terus merosot bahkan gagal mencapai target sesuai Perda DKI Jakarta No.2 Tahun 2012. Data, fakta dan angka di bawah ini membuktikan indikasi menyedihkan ini. Pertumbuhan ekonomi (economic growth) adalah proses perubahan kondisi perekonomian secara berkesinambungan menuju keadaan lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan. Suatu Daerah dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi jika terjadi peningkatan pendapatan riil di daerah tsb. Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi . Pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikator “keberhasilan” atau “kegagalan” suatu Rezim dalam melaksanakan pembangunan ekonomi. DKI Jakarta di bawah Rezim Ahok, ternyata pertumbuhan ekonomi tidak mencapai standar atau target 7 % seperti digembor-gemborkan saat kampanye Pilkada DKI 2012 lalu. Data, fakta dan angka berbicara, pertumbuhan ekonomi terus merosot, hanya mampu mencapai jauh di bawah 6 % ! Pemprov DKI dibawah Gubernur Ahok “gagal” melaksanakan pembangunan ekonomi. II. ERA GUBERNUR FAUZI BOWO: Sebagai pembanding, pada Era Gubernur Fauzi Bowo (Foke). tingkat pertumbuhan ekonomi relatif tinggi: 6,44 % (2007), 6,22 % (2008), 5,1 (2009), 6,50 (2010), 6,77 % (2011), dan 6,53 % (2012). Rata-rata pencapaian pertumbuhan ekonomi era Foke di atas 6 %. III. ERA GUBERNUR AHOK: Bagaimana era Gubernur Ahok? Jelas terus merosot jauh di bawah era Foke. Ahok hanya mampu mencapai 6,11 % (2013), 5,9 % (2014), 5,88 % (2015), dan 5,62 % Triwulan I 2016). Dapat dinilai, rata-rata pencapaian Ahok di bawah 6 %. Hanya tahun 2013, Ahok bisa raih di atas 6 %. Itupun mungkin sisa hasil kerja Foke pada 2012. Intinya, di bandingkan era Foke, pertumbuhan ekonomi era Ahok terus merosot. Di lain fihak, Ahok dapat dinilai “gagal” mencapai target pertumbuhan ekonomi berdasarkan Perda No. 2 Tahun 2012 ttg Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Prov. DKI Jakarta 2013-2017. Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Prov. DKI, “target” pencapaian setiap tahun 6,90 % (2013), 7,00 % (2014), 7,10% (2015), 7,20 % (2016), dan 7,30 % (2017). Sebelumnya, tahun 2012 era Foke pertumbuhan ekonomi mencapai 6,53 %. Atas target di atas, Ahok tak mampu, dan mencapai hanya 6,11 % (2013), merosot 5,9 % (2014), terus merosot 5,88 (2015) dan 5,62 % (Triwulan I 2016), dan diperkirakan 2016 tetap di bawah 6,0 %. Artinya, Ahok telah gagal memenuhi janji kampanye dan target sesuai RPJMD Prov. DKI Jakarta 2013-2017. IV.KESIMPULAN: Tingkat pertumbuhan ekonomi DKI era Ahok terus merosot dibanding era Foke. Di lain fihak, era Ahok gagal membangun ekonomi DKI karena pertumbuhan ekonomi tidak mencapai target sesuai Perda RPJMD Prov.DKI. Target pertumbuhan ekonomi DKI rata-rata di atas 7 %, sedangkan Ahok hanya mampu buat di bawah 7 %, bahkan di bawah 6 % seperti tahun 2014, 2015 dan juga diperkirakan 2016. Ahok tak mampu mengatasi terus merosot pertumbuhan ekonomi. Ia juga gagal mencapai target pertumbuhan ekonomi sesuai Perda DKI No. 2 Tahun 2012. Rakyat DKI butuh Gubernur baru untuk naikkan tingkat pertumbuhan ekonomi DKI. Gubernur lama selama ini terbukti tak bekerja nyata dan gagal atasi kemerosotan tingkat pertumbuhan ekonomi.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda