ASING, ASENG DAN ASONG SEBAGAI MUSUH BANGSA
Salah satu isu politik di bawah kondisi politik ekonomi Rezim Jokowi lebih berpaling ke Cina, yakni Asing, Aseng dan Asong sebagai musuh bangsa, khususnya kaum pribumi. Issue politik Asing, Aseng dan Asong menguasai kehidupan ekonomi politik Indonesia telah menjadi perbincangan di publik baik melalui media sosial, media massa maupun diskusi publik. Konsep Asing. Aseng dan Asong ini menunjukkan kritik dan kecaman atas realitas obyektif Indonesia sekarang bahwa kehidupan bernegara rakyat Indonesia telah dikuasai Asing (orang luar negeri), Aseng (ras Cina,) dan Asong (kaum pribumi menghamba terhadap asing dan asong). Issue politik Asing, Aseng dan Asong ini semakin membesar dan meluas sesuai dengan berkembangnya issu berbondong-bondong tenaga kerja Cina masuk ke Indonesia dan penguasaan sebagian besar sumberdaya Indonesia oleh kelompok konglomerat Cina (Taipan). Isu ini juga dapat meningkatkan kecaman dan penolakan terhadap kegiatan ekonomi Cina di Indonesia sebagai realisasi kerjasama ekonomi Indonesia-Cina. Asing. Aseng dan Asong adalah penyederhanaan rumusan sebagai musuh bangsa. Sudah muncul beberapa aktivis dan pengamat memaknakan kata Asing, Aseng dan Asong. Pada umumnya mereka tergolong pengkritik dan pengecam kondisi dan pengelolaan kekuasaan negara Indonesia didominasi kepentingan Asing, Aseng dan Asong ini. Secara sederhana makna kata Asing, Aseng dan Asong dimaksud sbb: 1. Asing: Asing bermakna semua kekuatan luar negeri mengexploitasi bangsa Indonesia . Asing mendikte dan mencengkeram bangsa Indonesia. Melalui lembaga non state seperti Bank Dunia,IMF, ADB, Operasi Intelijen dll mendiktekan dan mengeksploitasi bangsa Indonesia. 2. Aseng: Aseng bermakna konglomerat atau pengusaha besar/atas Cina hitam dan terlibat mafia dalam berbagai bisnis di sekitar kekuasaan negara. Makna ini kemudian diperluas ke arah kepentinggan Cina (RRC) di Indonesia. 3. Asong: Asong bermakna kaum pribumi bagaikan tukang asongan menjual negara ini dengan proposal bisnis, politik, kemiskinan dll. untuk kepentingan pribadi, kelompok dan merugikan negara. Asong dalam beragam wujud: bisa penguasa boneka/antek/agen; bisa birokrat fasilitator memperlancar semua kepentingan Asing dan Aseng; bisa juga kaum intelektual, akademisi, jurnalis, lawyer, aktivis LSM bekerja mencuci otak rakyat agar menerima gagasan sesungguhnya merugikan kpentingan negara. Mereka ini umumnya mendapatkan manfaat dan dana dari Asing dan Aseng. Intinya Asong adalah kaum pribumi menghamba terhadap konglomerat atau pengusaha besar Asing dan Aseng. Mereka tidak peduli atas penghambaan terhadap Asing dan Aseng ini tergolong prilaku korupsi merugikan kepentingan nasional dan rakyat Indonesia. Bagi pelaku isu politik Asing, Aseng dan Asong , kondisi "buruk" rakyat dan negara Indonesia selama ini, terutama kaum pribumi dibandingkan kaum non pribumi, karena pengelolaan kekuasaan negara dipengaruhi Asing, Aseng dan Asong. Hal ini diperkuat lagi dengan dibukanya seluas mungkin investasi Cina di Indonesia. Karena itu, hubungan harmonis kepentingan Asing, Aseng dan Asong dinilai sebagai musuh rakyat dan kaum pribumi di Indonesia. Harus dilawan ! Fenomena munculnya kelompok identitas pribumi belakangan menunjukkan upaya perlawanan terhadap kondisi Asing, Asing dan Asong. Perlawanan dimaksud masih bersifat kultural, belum struktural. Rezim Jokowi harus mampu dan berhasil mengelola dan mengendalikan isu politik Asing, Aseng dan Asong ini agar tidak terjadi konflik manifes/terbuka dalam bentuk kerusuhan sosial (social unrest). Rezim Jokowi dalam mengelola isu politik ini harus semata-mata agar tercipta kondisi rakyat dan negara Indonesia sesuai Pancasila dan konstitusi negara (UUD 1945). Jika Rezim Jokowi tak mampu dan gagal mengelola isu politik ini, sangat mungkin isu ini akan menjadi salah satu faktor menurunkan atau menggerus elektabilita s Jokowi dalam Pilpres 2019 mendatang. Oleh MUCHTAR EFFENDI HARAHAP (NSEAS: Network for South East Asian Studies)
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda