Jumat, 10 Februari 2017

MASALAH URUSAN PDRB DKI JAKARAT 2013-2017

I. NILAI PDRB PER KAPITA ATAS HARGA BERLAKU Berdasarkan target capaian setiap indikator Nilai PDRB Per Kapita Atas Harga Berlaku, kondisi kinerja pada awal periode RPJMD (2012) Rp.110,46 juta. Kondisi kinerja target capaian pada tahun 2013 Rp.124,2 juta; tahun 2014 Rp. 135, 8 juta; tahun 2015 Rp. 140,58 juta; 2016 Rp. 151,20 juta; dan, tahun 2017 Rp.160,00 juta. Berdasarkan target capaian setiap indikator Nilai PDRB Per Kapita Atas Harga Konstan tahun 2000, kondisi kinerja pada awal periode RPJMD (2012) Rp. 45,02 juta. Kondisi kinerja target capaian pada tahun 2013 Rp.48,00 juta; tahun 2014 Rp. 50,00 juta; tahun 2015 Rp. 54,00 juta; tahun 2016 Rp. 57,00 juta; dan, tahun 2017 Rp. 60,00 juta. II. NILAI PDRB ATAS DASAR HARAG BERLAKU; PDRB atas dasar harga berlaku Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2013 Rp. 1.255,9 triliun, sedangkan tahun 2012 Rp. 1.103,7 triliun. Tejadi peningkatan Rp. 152, 23 triliun atau 13,79 %. PDRB atas dasar harga berlaku Provinsi DKI Jakarta tahun 2014 Rp. 1.761,41 triliun, sedangkan tahun 2013 Rp. 1.547,04 triliun. Terjadi peningkatan Rp. 214,37 triliun atau 13,86 %. PDRB atas dasar harga berlaku Provinsi DKI Jakarta tahun 2015 Rp. 1.983,42 triliun, tahun 2014 sebesar Rp. 1.760,22 triliun. Hal ini berarti, tejadi peningkatan Rp. 223,20 triliun atau 12,68 %. Pada tahun 2013, sekitar 72, 21 % PDRB Jakarta berasal dari sektor tersier (perdagangan, keuangan, jasa dan pengangkutan). Sebesar 27,27 % berasal dari sektor sekunder (industri pengolahan, konstruksi dan listrik-gas-air bersih). Hanya sebesar 0,52 % dari sektor primer (pertanian dan pertambangan). Pada tahun 2014, sekitar 72, 69 % PDRB Jakarta berasal dari sektor tersier (perdagangan, keuangan, jasa dan pengangkutan). 26,83 % berasal dari sektor sekunder (industr pengolahan, konstruksi dan listrik-gas-air bersih). Hanya sebesar 0,48 % dari sektor primer (pertanian dan pertambangan). Pada tahun 2015, sekitar 72, 31 % PDRB Jakarta berasal dari sektor tersier (perdagangan, keuangan, jasa dan pengangkutan). 27,34 % berasal dari sektor sekunder (industri pengolahan, konstruksi dan listrik-gas-air bersih). Hanya sebesar 0,35 % dari sektor primer (pertanian dan pertambangan) III. DISTRIBUSI PDRB MENURUT PENGELUARAN Distribusi PDRB menurut pengeluaran selama tahun 2013 terbesar pada komponen konsumsi rumah tangga memberikan kontribusi 57,56 %, meningkat jika dibandingkan tahun 2012 mencapai 56,88 %. Kontribusi terbesar kedua pada komponen ekspor 54,57 %. Komponen ini juga mengalami penurunan dibanding tahun 2012 mencapai 56,19 %. Kontribusi terkecil pada komponen konsumsi pemerintah 9,79 % selama tahun 2013. Distribusi PDRB menurut pengeluaran tahun 2014 terbesar pada komponen konsumsi rumah tangga memberikan kontribusi 60,72 %, meningkat jika dibandingkan tahun 2013 mencapai 61,01 %. Kontribusi terbesar kedua pada komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 41,16 %. Komponen ini juga mengalami penurunan dibanding tahun 2013 mencapai 44,18 %. Kontribusi terkecil pada komponen perubahan inventori 0,20 % selama tahun 2014. Distribusi PDRB menurut pengeluaran tahun 2015 terbesar pada komponen konsumsi rumah tangga memberikan kontribusi sebesar 65,78 %, meningkat jika dibandingkan tahun 2014 mencapai 60,23 %. Kontribusi terbesar kedua pada komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 45,93 %. Komponen ini juga mengalami penurunan dibanding tahun 2014 mencapai 41,91 %. Kontribusi terkecil pada komponen perubahan inventori 0,32 % selama tahun 2015. III. PDRB PER KAPITA ATAS DASAR HARGA BERLAKU PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku pada tahun 2013 Rp. 126,12 juta atau meningkat 12,7 % dibanding tahun 2012 (Rp. 111,91 juta). PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku pada 2014 Rp. 174, 82 juta atau meningkat 12,66 % dibanding tahun 2013 (Rp. 155,17 juta). PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku pada 2015 mencapai Rp. 194,87 juta atau meningkat 11,54 % dibandingkan tahun 2014 (Rp. 174,71 juta). IV. PDRB PER KAPITA ATAS DASAR HARGA KONSTAN Besaran PDRB DKI Jakarta tahun 2013 atas dasar harga konstan Rp. 447, 3 trilun, menaik Rp. 27,5 triliun dibandingkan tahun 2012 (Rp. 449,8 triliun). Secara total pertumbuhan ekonomi 2013 6,11 %, sedikit lebih lambat dibandingkan tahun 2012 mencapai 6,53 %. Besaran PDRB DKI Jakarta tahun 2015 atas dasar harga konstan Rp. 1.454,10 trilun, menaik Rp. 80,71 triliun dibandingkan tahun 2014 Rp. 1.373,39 triliun. Secara total pertumbuhan ekonomi tahun 2015 sebesar 5,88 %, sedikit lebih lambat dibandingkan tahun 2014 mencapai 5,95 %. 41. Sumbangan pertumbuhan tertinggi (1,43 %) dari sektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh 10,84 %. Sumbangan pertumbuhan kedua terbesar diberikan sektor keuangan, real estet, jasa perusahaan yaitu 1,42 % dengan laju pertumbuhan 5,17, %. Untuk sektor kontribusi di bawah 1 % terhadap PDRB seperti sektor pertanian, pertambangan penggalian dan listrik-gas-air bersih menyumbang pertumbuhan sangat kecil yaitu kurang dari 0,1 %. Sumbangan pertumbuhan tertinggi (1,43 %) tahun 2015 diberikan sektor keuangan-areal estate-perusahaan tumbuh 55,35 %. Sumbangan pertumbuhan kedua terbesar diberikan sektor pengangkutan dan komunikasi, 1,22 % dengan laju pertumbuhan 9,80, %. Untuk sektor konntribusi di bawah 1 % terhadap PDRB seperti sektor industri pengolahan dan konstruksi. Sedangkan sektor pertanian, sektor pertambangan penggalian dan sektor listrik-gas-air besih menyumbang pertumbuhan sangat kecil, kurang dari 0,1 poin 42. Dilihat dari laju pertumbuhan, secara umum selama tahun 2013 menaik 6,11 %. Komponen mengalami pertumbuhan terbesar adalah konsumsi rumah tangga menaik 5,81 %. Terbesar kedua adalah komponen PMTB dan konsumsi Pemerintah masing-masing menaik 5,29 % dan 4,67 %. Sedangkan terkecil kenaikan adalah komponen ekspor tumbuh 3,5 %. Selama tahun 2014 pertumbuhan menaik 5,95 %. Komponen mengalami pertumbuhan terbesar adalah konsumsi rumah tangga menaik 3,19 %. Terbesar kedua adalah komonen PMTB dan pengeluaran konsumsi LNPRT masing-masing menaik 1,44 % dan 0,32 %. Sedangkan terkecil kenaikan adalah komponen ekspor tumbuh 0,26 %. Selama tahun 2015 pertumbuhan menaik 5,88 %. Komponen mengalami pertumbuhan terbesar adalah konsumsi rumah tangga menaik 5,04 %. Terbesar kedua dan ketiga adalah komponen konsumsi pemerintah dan pembentukan modal tetap bruto masing-masing menaik 3,82 % dan 2,93 %. Sedangkan terkecil kenaikan adalah komponen net ekspor antar daerah menurun sebesar minus 21,41 %. 43. PDRB per kapita atas dasar harga konstan menunjukkan nilai PDRB per kapita secara riil. Pada tahun 2013 PDRB per kapita meningkat 5,1 %, dari Rp. 45,61 juta (2012) menjadi Rp. 47,93 juta (2013). Pada 2014 PDRB per kapita meningkat 4,48 %; dari Rp. 130,11 juta (2013) menjadi Rp. 136,41 juta (2014). Pada tahun 2015 PDRB per kapita meningkat 4,81 %; dari Rp. 136,31 juta (2014) menjadi Rp. 142,87 juta (2015).

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda